Monday, September 21, 2009

HAPPY IDUL FITRI, ALL!


20.09.2009 adalah tanggal yang sangat berarti bagi umat Muslim sedunia. Yep, kita merayakan Hari Raya Idul Fitri. Setelah 29 hari lamanya kita puasa, akhirnya selesai juga bulan Ramadhan dan diganti dengan bulan Syawal. Walaupun sempet ada sedikit trouble dalam menentukan bulan Syawalnya itu kapan dikarenakan sulitnya orang melihat hilal sebab mendung, akhirnya diputuskan awal bulan Syawal adalah tanggal 20 September 2009 berdasarkan penglihatan hilal di daerah Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

Well, lebaran tahun ini gue ngga mudiiik! Sedih sih sebenernya, tapi ya mau bagaimana lagi. Harus ngerti keadaan juga, sih. Dan lebaran tahun ini gue awali dengan bangun jam 5 pagi untuk keramas. Haha. Tumbeeeen banget deh. Padahal, malemnya gue abis begadang. Dan siangnya ngga tidur siang karna harus jadi pembantu seharian. Nasib kalau Ceu Las dan Ceu Uyun pulang kampuuuung! Hihi. Tapi nggapapa, itung-itung olahraga beresin kamar, nyapu, nyuci piring, masak. Hoho.

Berlanjut dengan Sholat Ied. Selesai sholat, kita seperti biasa salam-salaman. Setelah salam-salaman sama keluarga, lanjut ke rumah Papa Haji, dan akhirnya semuanya berkumpul disitu. Keluarga Bapak, Ami Wok, dan Papa Walid. Keluarga Abah Iyat ngga ada karna lebaran di Penyengat. Bikin iriii. Hehe. Pas Papa Haji pulang dari makam Mama Haji, langsung aja dah tuh kita pada ngantri salaman. Abis salaman yang pasti makan dooong. Sebelum Papa Haji balik aja udah pada mulai makan semua. Haha.

Ngga lama kemudian, Papa Haji keluar dengan membawa uang THR! Haha. Pertamanya sih kecewa karna yang dibawa itu 20ribuan. Eh tapinya yang dikasih 20ribuan 5 lembar! Hoho. Lumayan kan tuh, THR pertama udah Rp.100.000,-. Abis nerima THR, kita foto sama Papa Haji. Nih hasilnyaaaa.




 

Setelah itu, kita semua keluar, pindah studio foto. Hehe. Maklumlah, keluarga narsis semuaa. Di luar, rame-rame kita berkumpul, mulai deh tuh satu persatu kepala keluarga ngeluarin THR. Tangkapan lagi tahun ini. Hohoho. Abis nerima THR, kita foto lagii. Tapi kali ini, semuanya foto keluarga masing-masing. Yang jadi fotografer beda-beda dengan digicam yang berbeda pula. Pokoknya seru banget deh! Apalagi pas keluarga gue foto. Kan ada ponakan gue yang paling kecil, Aliyah, digodain sama Ami Wok. Cara Ami Wok godain Aliyah itu bukannya membuat Aliyah ketawa malah gue ama Mba Yaya yang ketawa. Abis kocak banget! Hahaha.

Masuk jam 12 an, udah mulai sepi. Semuanya udah masuk rumah. Abis zuhur, gue jalan ke Depok buat kumpul bareng keluarga Mama. Yah, memang ngga dapet tangkapan sih disana. Tapi nggapapa, kan tujuannya silaturahmi. Hehe.

Selesai di Depok, kita ke rumah Ami Muhammad yang ada di Bekasi. Pas nyampe sana ternyata udah kesorean bangeeeet. Udah sepi udah pada pulang semuanya. Yang tersisa cuman keluarganya Ami Wok ama Papa Walid doang. Haha. Bosen ngga sih ketemunya mereka mulu. Cuman pindah tempat doang. Ckckck.. di rumah Ami Muhammad yang pasti makan dooong. Enak lagi soto nya. Hehee. Dan yang asiknya lagi, kita gangguin Diba ama Aal. Diba itu anaknya Ami Muhammad yang katanya sih lagi dideketin sama Aal, anaknya Papa Walid. Hihi. Seru yaaa.

Maghrib pun datang dan kita pulang. Hehe. Di perjalanan, gue nanya ke Bapak tentang silsilah my big big big family. Ternyata, itu tuh ribeeeeeeeet banget. Gue ngga ngarti dan ngga kenal sama nama-nama yang Bapak sebutin. Haha. Tapi, sebagai generasi penerus, kita harus tahu, dong. Biar kenal sodara dan biar gampang cari jodoh jugaa. Hihi.

Dan sampe sekarang, gue belum ngerti silsilah keluarga yang sangat besar dan saling sangkut sana sini itu. Well, mungkin ada waktunya kali yaaaa.

Oia,

HAPPY IDUL FITRI 1430 H

Friday, September 11, 2009

Kegilaan di Rumah Niki

Well, lebih tepatnya sih di kamarnya Niki. Jadi hari itu hari Rabu, 19 Agustus 2009. Ceritanya di sekolah itu ngga ngapa-ngapain. Cuman halal bihalal salam-salaman doang kan mau puasa tuh, jadi pulang cepet deeeh. Naah, karena balik cepeet, gue, Vian, Niki, ama Hadun main ke rumahnya Niki. Sampe dirumahnya, ternyata ngga ada orang tuh. Cuman ada emaknya doangan. Langsung aja dah tuh kita cabut ke kamarnya Niki.

Di kamarnya, kebingungan mau ngapain. Akhirnya diawali dengan bergosip bergosip dan bergosip. Sampe akhirnya gosipan kita sampe ke Marshanda. Pas itu masih hot-hotnya tuh video Marshanda yang setres gitu. Akhirnya, dengan segenap tenaga dan sepenuh hati, kita berencana untuk ngikutin tuh video. Hal pertama yang kita lakukan adalah :

Mencatat apa yang Marshanda katakan selama videonya


Kalau untuk lagu, itu tinggal cuap-cuap doang lah yaa, orang ngga ada yang tau apaan liriknya. Hahaha. Setelah semuanya dicatet, hp gue siap untuk merekam kegilaan yang akan terjadi. Dan FYI, gue yang jadi Marshandanya. Rencananya adalah Niki dan Vian akan menjadi teman-temannya Marshanda yang disebutkan dalam video tersebut. Mau liat kayak gimana jadinya? Check this one out!


Happy Teaching 2

On Tuesday, 8th of September, I started teaching without Miss Ika in the class. I asked her if I could come at 2.30 that day. Since Miss Ika said yes, I came at around 2.35. I went straight to her room inside the teachers room. Many teachers was surprised seeing me there. Especially my 'BELOVED' teacher Mr. Chery. He walked into Miss Ika's room and got me there. He looked like speechless for a while then laughed. So I said, "What sih, Misteeeeer!" and you know what? He said :

"No no. Sorry. I know you can do it, Peh. Miss-to-be. Hahaha.."

Then he laughed again. All I could do was smiling. Nothing else. Haha.

I backed to Miss Ika. She gave some papers that would be the material for the class. It turns out that they would have a test that day. It was such a good fact for me. Because it means I don't have to talk much. Hehe. After a while I learned the material, the light suddenly went out! I was shocked. FYI, I'm afraid of being in the darkness. But I tried to be calm. Embarrassing if Miss Ika knew that I was afraid, rite? So I stayed calm, wishing that the light would be on again soon.

Miss Ika told me that I should have a list of what to do while I was in the class. So she gave me a piece of paper and I tried to list the activities. Here are the things that I wrote :

  1. Games => Stick the paper (R2/B10) to the white board.
  2. Check their homework
  3. Explain 'What are you wearing?' and test

Seemed to be simple, isn't it? But it wasn't at all.

Okay, go on. The light still went out. The only thing that I was afraid of was : while teaching, the light suddenly went out again, then I shocked and ran out of the class. Oh gosh. Really hoped that it wouldn't happen.

Seconds by seconds, minutes by minutes, the light suddenly back! Miss Ika asked me to go to the class. And I did so. Before entering the class, Nong, Tya , and Hendra gave me some support. It meant a lot for me who was very nervous. And I entered the class.

They all seemed surprised seeing me there. But I explained to them that I was going to teach them that day immediately. Fortunately, they didn't mind. So I started the class with the game. Here is the rule : you have to circle two correct answers. Their material was still countable and uncountable nouns.

And so we played the games. The first 5 minutes, it ran well, without any problems. Until I heard one of them said : "Oooh. I don't like this game!"

Beuuh. I tried to be patient. Tried not to disturb me with such a thing. But it was hard, though. When we finished playing the game, I gave them the papers. Apparently, not all of them got the paper. So I had to go downstairs to the teachers room to get more papers for them. After that, I got back to the class. After they all finished doing the paper, I checked it.

Then, I did the second list of activities. Check their homework. Unfortunately, only some of them had done the homework. Most of them didn't come the meeting before. So the hadn't got the paper yet. And the rest hadn't done the homework. At first I was confused of what to do. But then I told them that I would give them the paper at the end of the class.

So, I did the third list of activities. But, Miss Ika said that I didn't have to explain all of the materials. Just explain the example written in the paper test. Then, I gave them the paper test. I explained the example just like what Miss Ika told me to do. And to make sure, I asked them if there were any questions. Luckily, there weren't. So I let them did the test. All that I did was just watching them. They didn't cheat, though. They all fell silent, serious to their own tests. I also said that they could go home as soon as they finished the test. But, they shouldn't get hurry. They had to check and make sure that their answers were correct.

After around 25 minutes, finally they finished doing the test. They gave me the paper test and shook my hand again! It makes me happy. Don't clear why. Haha. After they all collected their papers, I went to the teachers room to give the paper tests to Miss Ika. And in the teachers room, Miss Ika asked me to meet Mr. Dani, the one that I substituted to teach. So I met him. Apparently, he couldn't teach on Tuesday because he had to go to the college that day. But on Thursday, he was free.

Well, my comment for the first class without Miss Ika is :

It was tiring, but was fun though. I got very good experience.

I really hope that I'm gonna be a much better teacher on the next meeting. I wanna make them happy to be taught by me. But I haven't got the chance to make it. So guys, wish me luck, yaaa !

Thursday, September 10, 2009

Final Destination 4

Final Destination 4, merupakan salah satu dari serial Final Destination sebelumnya. Sama seperti biasanya, diawali dengan sebuah vision yang di dapatkan oleh seseorang yang 'beruntung' dalam suatu kejadian. Kemudian diikuti orang-orang yang pergi dari TKP. Dan juga serentetan peristiwa terbunuhnya para 'survivor' dengan cara yang tak diduga-duga.

Kali ini, the luckiest one is Nick. Dia sedang menonton balapan mobil bersama teman-temannya ketika tiba-tiba saja muncul sekelebatan kejadian mengerikan di otaknya : akan ada mobil yang tergelincir dan terguling sehingga menyebabkan ledakan yang sangat besar. Melihat ini, Nick langsung memaksa teman-temannya keluar. Tapi, hanya beberapa saja yang ikut dengannya keluar dari arena balapan, yaitu pacarnya, Lori, Janet, Samantha, Hunt, George (satpam), Charlies, Racist, Naomi, Jonathan (cowboy). Dan akhirnya pun mereka selamat dari kematian.

Tapi bukan berarti mereka bisa santai-santai, karena KEMATIAN AKAN MENGEJAR MEREKA. Benar saja, tak lama setelah ledakan terjadi, mereka berkumpul di depan arena balapan. Ketika sedang berdebat, tiba-tiba sebuah ban meluncur dari atas dengan cepat mengenai Naomi. Karena kecepatan ban yang mengenainya, tubuh Naomi pun hancur berkeping-keping di depan mata mereka semua.

Kemudian, Racist yang tidak terima karena istrinya meninggal akibat ledakan, mengincar satpam arena, George, karena dia menuduh George menahannya untuk menyelamatkan istrinya. Dengan segala persiapan di suatu malam, Racist dengan yakinnya pergi ke rumah George untuk membunuhnya. Namun malang, alih-alih George, malah Racist sendiri yang mati. Ketika sedang mempersiapkan alat-alat untuk membunuh George, kait berantai besi yang dia bawa malah jatuh dan tersangkut di kakinya. Naasnya lagi, mobilnya tiba-tiba jalan sendiri. Otomatis, dia terseret dengan kait berantai di kakinya. Bensin berserakan di belakang mobil dan membakarnya. Dan Racist pun mati.

Kematian selanjutnya mengincar Samantha, yang akhirnya didapatkan di salon. Ketika itu, dia baru saja selesai 'nyalon' yang bisa dibilang gagal total karena 2 anaknya yang sangat nakal sampai dia harus membayar ganti rugi untuk kerusakan yang diakibatkan mereka. Ketika di depan pintu, tiba-tiba sebuah baut dari pemotong rumput di depan salon terpental tepat ke mata Samantha yang mengakibatkan dia tewas seketika dan matanya bolong.

Dari dua kematian berturut-turut tersebut, Nick dan Lori mulai menyadari kalau ada yang aneh dari kematian tersebut. Mereka pun mulai mencari tahu dan akhirnya mendapatkan artikel tentang kejadian-kejadian yang muncul di Final Destination 1-3. Nick dan Lori berusaha untuk memperingatkan Hunt dan Janet. Tapi Janet terlalu takut untuk mendengarnya dan Hunt tidak menanggapi hal itu dengan serius. Akhirnya, mereka berdua kembali berdua.

Nick dan Lori memutuskan untuk kembali ke arena balap untuk mengetahui urutan kematiannya. Disana, dia dibantu George melihat video rekaman kejadian beberapa menit setelah ledakan. Untungnya, George percaya semua kata-kata Nick dan akhirnya membantu.

Jika sesuai dengan urutan, yang seharusnya mati adalah Hunt dan Janet dalam waktu yang bersamaan ataupun beda beberapa detik saja. Menurut vision yang didapatkan Nick, mereka berdua akan mati di tempat yang ada hubungannya dengan air. Oleh karena itu, Nick membagi menjadi 2 tim. Lori dan George mencari Janet dan dia sendiri akan mencari Hunt. Janet yang kemudian diketahui ada di Car Wash, langsung disusul oleh Lori dan George. Janet sudah berada di dalam washer ketika tiba-tiba mobilnya terhenti sendiri. Sunroof mobilnya terbuka setengah dengan sendirinya dan macet. Tidak bisa ditutup. Pipa air di atasnya jebol, sehingga semua airnya masuk ke mobil. Janet berusaha keluar lewat sunroof yang setengah terbuka itu. Sialnya, sunroof tersebut malah menutup sendiri membuat Janet tercekik. Dan parahnya lagi, mesin penjalan mobilnya kembali berjalan membawanya ke tempat pencucian yang buat atap mobil. Ketika sudah hampir satu inch lagi wajahnya di depan pencuci,mobil Lori dan George menahan mobil Janet sehingga dia terselamatkan.

Sementara itu di tempat lain, Nick sedang berusaha mencari Hunt yang ternyata berada di kolam renang. Dia diganggu oleh seorang anak bocah dengan tembakan airnya. Karena kesal, direbutnya pistol air tersebut dan dilemparnya ke sembarang tempat yang sialnya malah mendorong panel DRAIN pada mesin air. Hunt tidak menyadari itu. Dia malah memainkan koinnya yang tiba-tiba terlempar ke dalam kolam dan masuk ke pipa karena sebuah bola golf nyasar. Akhirnya, Huntpun nyebur ke kolam untuk mengambil koin tersebut. Tapi naas baginya, dia malah tersedot ke pipa pengeringan yang ada di dalam kolam. Karena tekanan yang makin lama makin tinggi akibat tertahan tubuh Hunt yang besar, akhirnya tubuh Hunt pun hancur berkeping-keping masuk ke dalam pipa yang langsung meledak karena tingginya tekanan. Hujan darah pun terjadi. Ketika itu terjadi, Nick baru saja tiba di tempat tersebut.

Selanjutnya, yang meninggal adalah si koboi yang ternyata belum meninggal, dia masih selamat dan berada di rumah sakit. Jo meninggal karena tertimpa bak mandi raksasa yang ada di rumah sakit.

Kemudian, sang satpam arena : George. Dia meninggal karena tertabrak mobil ambulance yang sedang ngebut setelah keluar dari kamar Jonathan bersama Nick.

Yang selanjutnya seharusnya adalah Lori. Tapi, karena Nick mendapatkan vision yang sangat jelas, sehingga dia berusaha untuk menyelamatkan Lori yang sedang bersama Janet di bioskop sepenuh hatinya. Akhirnya, merekapun selamat.

Dua minggu kemudian, ketika sedang di sebuah café, Nick menyadari sesuatu. Dia baru menyadari kalau semuanya itu belum berakhir. As soon as he said that, sebuah truk besar melindas mereka yang ada di dalam café.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Well, menurut gue, Final Destination kali ini harus gue bilang ngga semenggebrak film-film sebelumnya. Mungkin karena durasinya yang sebentar banget banget cuman 80 menit. Dan gue nonton yang 3D. gaya banget yaaaa? Hahaha.. Kan kalau 3D itu ngga ada teks bahasa Indonesianya. Jadi ya gitu, ngartinya garis besarnya ajaa. Hahahaha..

Lagipula, setelah nonton film itu, gue ngga merasakan ada apa-apa. *emang harusnya apa?*

Maksudnya, kayak abis ngga nonton apa-apa gituh. Ngga ngegigit membekas di hati gimanaaaaa gituh. Hahaha. Ngga tau kenapa, ya, tapi ya itu. I have to say so-so to this movie. Menggigitnya pas kita sedang nontonnya doang. Gue akuin, gue teriak-teriak, setres, parno pas nonton tuh film. Kalo ngga percaya, bisa tanya orang yang duduk di sebelah gue : Anggun atau Ka Zahira. Abisan daripada dipendem didalam, malah tambah kagak enak pan. Hahaha.

Tapi buat yang mau nonton film ini, gapapa nonton aja ! untuk teriak-teriak menghilangkan setres. Euh.. Ngga juga sih, tambah stres malah. Hehe. Tapi beneran, nonton aja. Mengobati rasa penasaran, just like I did. Ngga menyesal kok! Trust me deh. Haha.

So, HAPPY WATCHING, GUYS !

Friday, September 4, 2009

Happy Teaching

It started when Miss Ika called me on last Monday. She asked me to do an observation in her class. To see how English is delivered to the kids. At first, I was surprised. Because, the day before Miss Ika called me, my ILP class told Miss Mira that we wanted to teach at ILP but in groups. Hahaha. Impossible, isn't it? And Miss Mira said that Miss Ika usually wouldn't let high-schoolers like us teach because of the children's parents. And what had happened was Miss Ika called me to come to ILP. But, I couldn't come that day because I had to go to my other course at NF. So she said I could come the next day at 3.30 pm.

I told my family about all of this thing. And they were and are very supporting me. I was nervous. But I tried to support myself to be sure that it would be okay. Actually, I don't feel good to Uta and Tiara—my ILP friends. I even don't know if they know that I am teaching at ILP. I asked Miss Ika if they were asked to observe like me or not. But Miss Ika said that not all the students got the opportunity to do this observation. And she also said :

"Because as we know that you always got the highest score in the class. And you've postponed for 3 terms but Miss Mira said your English is still good."

Hohohooo. And I'm proud of it.

Okay, go on. So it happened, I came to ILP on Tuesday. Lucky that my nephew, Fadhlan, also ILP-ing that day. So, I went to ILP with him. At ILP, lucky again that I met Miss Ika when I was going upstairs. So she gave me a little briefing then we went to the class. My first glance : the class was soooo noisy. No wonder, actually, they are kids. So I took the corner seat and see how Miss Ika taught. I thought it was easy to teach them. Because what Miss Ika did was just checking their wrong spelling. And Miss Ika left me and the class for she had to go downstairs. At first, I didn't know what to do. But as the time running, I was used to being with them. Plus, when they asked me about the lesson. I felt that they could accept me there. And it relieved so much.

At the end of the class, they went home. Miss Ika and I had a little chat before I went to my real class. She asked how that was. And what I said was :

"Well, they sometimes could be uncontrolled! They screamed, yelled, even pushed each other. But I think, overall, it was fun."

Miss Ika agreed with me. Therefore, she said, we have to raise our voice and call their names to make them quiet. After that, I went to my class.

The second of my observation—Thursday—, I was no longer nervous. I met Ruth—one of the students—on my way upstairs. She asked :

"Are you going to teach us today, Miss Ipeh?"

She called me MISS! Yess, Miss! Hoho... I felt a bit weird though. But that makes me feel more confident. Hehe. On that Thursday, they learned about Countable and Uncountable Nouns. It wasn't very hard, they got it easily. There were two new students that I know, Lintang and Jo. And again, I watched Miss Ika dan learned how she taught them.

Around 30 minutes to the end of the class, Miss Ika left me with the class again because she had to do the placement test for students. She left me some jobs :

  1. I had to check the kids' job after their finished theirs.
  2. I had to gave them a game before the went home. For this, she gave me some pictures about food and drinks. And the students had to decide which the countable and uncountable nouns were.

So I did my job. First I was a bit nervous. That was the first time I had a contact with them directly. But then of course, I get used to it. I checked their job and gave their books back. After all finished theirs, I did my second job. I stood in front of the class, and asked them to give me a complete sentence to decide the pictures. And who could answer correctly, she/he could go home. One by one, they answered and went home. They even shake my hand like what they did to Miss Ika when they were going home! Well, that pleased me much.

Not long after that, Miss Ika came back and again, we had a lil' chat before I went to my class. She said that I could teach them on the next meeting! Oh my God.. I was very surprised! Mm.. And afraid as well. Although she said she wouldn't be in the class, that didn't relieve me much. I even didn't know what I am afraid of. Miss Ika said that it would be okay. She thought that I could do that well. She also said that I had to come earlier which is at 2 pm. Gosh, feel like I'm a real teacher. Hahaha. But I convinced myself that I could do that. I remember that Miss Ika said that we have to be opening to something new. And I am trying to do that.

Oh yeah, FYI, I have a student named GOKU. You know Goku, rite? The one in Dragon Ball. Haha. And he said he really like Dragon Ball. Cool! Hahaa..

And todaaay, I supposed to teach them without Miss Ika. But I told her that I couldn't come because my SMP friend passed away. Rest in peace Hadiyat.. May Allah gives you the best place..

Sooo, my first teaching class will be on Tuesday if there are no obstacles ahead. And I really don't hope so. I really look forward it. Want to enrich my experience ! Wish me luck, Guys !

Wednesday, September 2, 2009

Ada Gempa di Klender !

Pulang sekolah seperti biasa gue ganti baju terus solat. Nah, kan biasanya abis solat itu tidur, tadi ngga tidur karna Anggun—sepupu gue—mau kerumah minjem tas plus minta editin foto buat ospeknya dia. Maklum, MaBa, Mahasiswa Baru. Haha. Terus, sekitar jam 2-an gitu dia dateng ke rumah dan ngasih foto. Abis itu, ngobrol ngobrol dulu di rumah Anun—sepupu gue juga. Pas lagi ngobrol, tiba-tiba Bu Yayah—guru ngaji gue—teriak :

"Astaghfirullahaladziiim ! Astaghfirullahaldziim ! Astaghfirullahaldziim !"

Gue dengan santainya bilang :

" Beuh.. Sabar, Buu. Hahahaa"

Kemudian, gue balik. Pas gue buka pintu, tiba-tiba terlihat muka nyokap panik gitu sambil nelpon. Gue kira, nyokap panik gara-gara yang nelpon. Eh, tau nya nyokap nunjuk-nunjuk lampu gantung di ruang tamu gue yang sedang bergoyang-goyang. Dan gue langsung berpikir : itu lampu digantung, kalo itu goyang berarti ada yang goyangin atau ada gempa bumi. Karena ngga mungkin ada yang nyampe ke lampu itu, berarti gempa bumi ! Setelah nyadar, gue langsung keluar. Otomatis gue panggil Anggun dan Fizta yang udah mau keluar gerbang rumah supaya jangan pulang dulu dong. Dengan semangatnya gue teriak :

"Gun, Gun ! Balik sini duluuu ! Ada gempaaaaa !!"

Semua orang langsung keluar. Temen-temennya Anun yang lagi pada main pun langsung heboh keluar. FYI, gue lagi gendong Aliyah—ponakan gue yang baru 5 bulanan gitu. Dan masih ada Faisal—ponakan gue yang pertama lagi tidur di kamar. Langsung aja Aliyah gue kasih ke Anun dan gue berniat ngambil Faisal. Eh, taunya udah digendong duluan ama Umi-nya.

Orang-orang pada panik semua. Tapi satu yang gue heran : Kenapa gue ngga ngerasain tuh gempa sama sekali?? Padahal orang-orang pada kelabakan semua, pada bebacaan semua. Gue—bebacaan sih—tapi ngga berasa sama sekali ! Kata kakak gue : "Elo ngga peka bangat sih, Dek !" Dan gue cuman bisa cengar cengir doang.

Pas tau kalo tuh gempa sumbernya dari Tasik dan berkekuatan 7,3 SR, gue bingung sendiri kenapa gue ngga ngerasain sama sekali. Padahal gue udah berdiri diem sediem-diemnya. Tetep aja tapinya kagak berasa apa-apaan. Padahal nih ya yang dibilang orang-orang terdekat :

Hanan : Ya ampun, kaget Anan, lagi tiduran sampe keguling.

  • Well, mendengar ini, jujur, gue langsung ngakak. Secara Hanan tuh badannya jumbo abis! Lucu banget kalo dia sampe terguling karena gempa begitu doang.

Hafiz : Gue lagi di perpustakaan UI. Tiba-tiba merasakan meja bergoyang. Gue kira, itu temen gue yang gendut goyang-goyangin meja. Eh taunya pas gue liat lemari besi dan lampu-lampu gantung juga goyang, gue baru sadar itu gempa. Otomatis gue langsung bawa laptop gue. Tapi ngga pake colokannya. Hahaha. Tapi enak juga tuh gempa. Pengen ngerasain lagi gue. Seru, kayak di film-film.

  • Kalo yang ini : sinting. Lagian, orang-orang pada panik gara-gara gempa. Dia malah bilang seru. Ckckck.. Orang yang aneh.
  • Bang Davi : Gue lagi di kantor pas gempa. Kantor gue di adanya di lantai 22. Biasanya, lantai kantor emang suka bergetar kalo ada orang lari-lari disitu. Tapi tadi, pas lantai bergoyang, gue dan temen-temen saling liat-liatan dan kemudian sadar kalo ngga ada satupun dari kita yang lagi lari. Nah, dari situ baru nyadar kalo itu tuh gempa. Langsung pada sumpel-sumpelan di tangga darurat. Mau turun juga susah.

    • Ini macam di film-film. Liat-liatan dulu, baru nyadar ada sesuatu terjadi. Hahahaha.. Tapi serem juga yaa, lantai 22. Jauh dari daratan. Hahaha.

    Ka Icha : Gue kan ngekos di Bandung. Deket tuh kan ama Tasik. Jadi berasa banget. Jadi gini, kan gue lagi di kamar. Nah, gue ceritanya mau manggil temen gue yang ada di depan jendela kamar gue. Pas gue panggil, tiba-tiba Drrrrrttttt ! Tuh jendela begeter kuenceng gituh. Kepala gue jadi keleyengan. Terus temen gue yang lain teriak : Wooooy.. Gempa woooooyyyy ! Dan kita baru sadar kalo itu adalah gempa dan langsung keluar.

    • Yang ini serem. Secara pasti berasa bangeeeet. Hiii..
    • Oia, kata Anun, tempat gempanya itu, tempat Ka Icha dan anak UNPAD lainnya kemarin melakukan penelitian ! Lucky that they're home !

      Well, sekarang kita hanya bisa berdoa supaya ngga ada korban jiwa. Dan yang tertimpa musibah, diberikan kesabaran. Amiiin !