Thursday, August 21, 2014

Mengapa Harus Rusuh?

Yap. Saat gue menulis ini, seluruh rakyat Indonesia sedang menunggu putusan Mahkamah Konstitusi  terkait sengketa Pemilu 2014 yang terjadi beberapa bulan belakangan ini.

Yang sangat gue sayangkan adalah: kenapa harus rusuh?

Apa sebenarnya yang mereka--para pendemo--pikirkan dengan membuat kerusuhan seperti itu? Toh, yang gue liat sih ya, nggak ada perubahan besar juga dalam hidup mereka kalau pasangan Prabowo-Hatta menang. Jadi, buat apa mereka mati-matian membela pasangan capres-cawapres itu? Bahkan yang gue baca di Twitter, para pengunjuk rasa kayak gitu biasanya hanya dibayar nasi kotak atau mungkin uang tunai yang tidak seberapa jumlahnya. Lalu apa yang mereka pertaruhkan? Badan mereka, lho.

Putusan MK belum keluar aja, udah mulai ada berita demonstran yang luka-luka. Merujuk pada Kompas.com, mereka luka-luka akibat kenekatan mereka yang ingin merusak pagar kawat berduri supaya bisa masuk Gedung MK (terus mau ngapain, coba?). Para polisi berusaha menghadang mereka dengan menembakkan meriam air dan gas air mata. Akibatnya, banyak dari mereka yang lari menghindari hal tersebut, jatuh, dan terinjak oleh demonstran lain yang saling dorong.

Dan satu lagi, yang bikin gue gemes adalah: ada ambulans khusus yang berstiker Partai Gerindra dan Prabowo-Hatta. Dengan adanya ambulans tersebut, bukannya jelas banget kalo berarti semua aksi kerusuhan yang terjadi didukung sama sang pemimpin? Sedih sih, orang yang mencalonkan diri jadi orang nomor satu di Indonesia malah mendukung terjadinya kerusuhan, dan itu karena tujuan dia yang tidak tercapai.

(sumber: Kompas.com)

(sumber: Twitter @mbachelard)

Semenjak Pemilu 2014 diadakan, emang banyak banget sih berita-berita nyinyir tentang kandidat yang satu ini. Tapi herannya, nggak ada satupun yang membuat mereka malu atau at least berkurang lah koar-koarnya. Agak malu, sih, kalau punya Presiden yang agak kekeuh kayak begini yah...

Para Pendukung Prabowo itu Tidak Sabar

Ada kejadian lucu dalam kerusuhan ini. Entah bener atau nggak, tiba-tiba ada berita dari Detik.com kalau para demonstran tersebut tiba-tiba sujud syukur karena mereka mengaku mendapat berita bahwa jagoan mereka memenangkan pergulatan kali ini.


(sumber: Detik.com)

Mengapa ini lucu? Jelas. Karena saat itu bahkan belum ada keputusan resmi dari MK. Bahkan lagi, saat itu MK masih membacakan 300 dari 4000 lebih halaman putusan yang telah dibuat. Mungkin, Prabowo emang benar akan menang dalam sengketa ini nantinya. Tapi.... Keputusan resminya belum ada, bro. Jangan mengadakan perayaan sebelum ada pengumuman resmi yang diterima publik. Haha.

Lebih parah lagi, itu jadi Trending Topic Worldwide di Twitter! Udah gak paham lagi, sih...



Well, entah, ya. Gue nulis ini bukan karena gue kemarin milih Jokowi, tapi lebih karena geli aja melihat seseorang yang menyebut dirinya calon presiden, ternyata kelakuannya kayak begitu. Hihi.

Sekali lagi gue tegaskan, gue gak ada maksud aneh-aneh membuat tulisan ini. Gue hanya berpikir kalau tidak seharusnya pihak tersebut membuat kerusuhan karena hasil putusan MK--apapun itu nantinya. Terimalah dengan lapang dada kalau memang harus kalah.

Semoga hasil putusan MK nanti merupakan putusan yang adil seadil-adilnya. Dan semoga nggak rusuh. AMIN!

Sunday, July 20, 2014

To The Next Stage of Life

Iye iye gue tau. Lama gak ngepost, kan? Hehe :D Tenang, gue bayar malam ini. I guess this post will be a long post. Haha

So, kenapa judul post ini seperti itu? Karena emang gue sedang mengalami yang gue sebut sebagai "masa transisi" dalam hidup gue. To be very honest, masa ini sama sekali gak enak, bikin bingung, bikin pikiran gue gak tenang. However... To be mature, to go to the next stage of your life, to be better, it won't be easy, right? ;)

My Self

Apa itu "next stage" dalam diri gue?

The answer would be hijab. Yup, I have decided to wear hijab. Untuk seorang wanita (kebanyakan), memutuskan untuk menggunakan hijab itu butuh waktu dan keyakinan yang mantap. Itulah kenapa hal ini menjadi "next stage" dalam diri gue.

Alasannya? Yang paling utama sih untuk perbaikan diri. Seperti biasa, many things, big things, happened. Dan kesemuanya itu juga masuk dalam pertimbangan gue untuk berhijab. Bulan April lalu, Abah, ayahnya Abang, meninggal. Peristiwa itu membawa banyak perubahan. Dini dan Sarah memutuskan untuk mulai berhijab. MUNGKIN salah satu alasannya adalah nasihat Kak Seri, sepupu mereka, untuk menjaga Abah di alam kuburnya dengan menjaga aurat dan tingkah laku mereka. That slapped me, too.

Pulang dari Singapur, keinginan untuk berhijab mulai muncul. Tapi gue masih belum yakin apa diri gue siap untuk berkomitmen seperti itu. Gue takut gak cocok pakai hijab. Takut mati gaya, mungkin? Yang pasti, takut kelakuan gue masih belum bisa dijaga. Haha. Ternyata, bukan cuma gue yang memiliki niat dan ketakutan yang sama. Kak Intan, senior Kom dan kawan kerja gue, beberapa hari sebelum gue berhijab juga mengemukakan hal yang sama. She actually did something for me. Semua ucapan Kak Intan ditambah semua kejadian yang menimpa gue beberapa bulan belakang, membuat gue berpikir, untuk menjadi seorang yang lebih baik, kenapa kita harus takut? Toh berhijab bukan sesuatu yang buruk. Gue selalu berpikir kalau something good will always lead us to something even better. So, kenapa harus takut?

Akhirnya, entah darimana datangnya keberanian itu. Di hari yang sama sekali gue gak duga-duga gue akan memulai perubahan besar dalam hidup gue, berhijab pun dimulai. Hari itu ada Tante Cici yang kepengen ke Grand Indonesia (GI) karena mau nyicipin Magnum Cafe. Hari itu gue gak masuk kerja gara-gara malamnya demam. Pagi hari itu gue pergi ke supermarket sama Mama masih dengan rambut gue terurai. Tetapi sorenya, ketika mau jalan ke GI, keinginan untuk berhijab tiba-tiba datang begitu kuat. Tiba-tiba banget, tanpa persiapan dan aba-aba apapun. Ya, mulai dari hari itu, gue berhijab--err, berusaha untuk berhijab. This doesn't mean gue akan lepas lagi. Cuma mungkin gue belum bisa berhijab secara sempurna aja. Dan pembenaran gue adalah: harap maklum, masih newbie. But I always try my best, I will. :D

My Life

Nggak, bukan nikah---well, hampir.

Bukan gagal nikah juga, ya. Hampir disini maksudnya adalah (in syaa Allah) sebentar lagi. Iya, technically, gue udah dilamar. Sama siapa? Menurut nganaaa? Hahaha

Sepeninggalan Abah, (gue merasa) everything has been in rush. Umi Duma, mamanya Abang, datang ke rumah untuk melamar gue. Tapi Abang gak ikut. Hahaha. But that's not important. What I'm trying to say is that... In less than a year, I will be someone's wife. What does that mean? It means I'm gonna have to live far from my family. Mama, Bapak, kakak-kakak gue, ponakan-ponakan gue, abang-abang ipar gue. Yes, gue akan diboyong ke negeri orang. Am I ready for that? Until now, even me still don't know the answer. I'm still figuring everything out.

Iya, it feels like suddenly I have reprioritize everything in my life yang bahkan gue sendiri gak tau urutannya harus seperti apa. It feels like now I have to choose my love life, my family life, my own life, and everything. Of course what bothers me the most is my family life. Like, tahun depan gue udah gak akan tinggal bareng mereka lagi. I don't know why but that makes me sad. Haha

Jadi sekarang gue merasa dikejar waktu. Gue harus menyeimbangkan kehidupan gue disini, sebelum gue menjadi istri orang di negeri orang. Di satu sisi gue mau menghabiskan waktu sama keluarga gue. Di sisi lain gue juga mau puas-puasin hidup bebas gue sebelum "terikat" dengan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu (nantinya). Is it too far to think of? Haha

Nggak, gue bukannya gak mau menikah tahun depan. Jujur aja, sebelum kejadian ini juga ada keinginan besar dalam diri gue untuk buru-buru nikah. Kenapa? Karena gue mau Bapak yang menikahkan gue, layaknya Bapak menikahkan kakak-kakak gue. Gue mau Bapak melihat dan main sama cucu-cucu gue, seperti sekarang Bapak main sama Faisal, Aliyyah, dan Naufal. It's normal, isn't it? Keinginan seorang anak bungsu. Hahaha.

Well, yang bisa gue lakukan sekarang hanyalah berdoa sama Allah supaya memudahkan semua rencana dan urusan dalam hidup gue, sambil gue juga try to find out and balance my life. Gue yakin, semua ini pasti ada hikmahnya buat gue. :)

My Career

Please don't get confused or be surprised seeing the word "career". :p

Yeapp I have graduated from University of Indonesia, and now I have got the Bachelor Degree in Communications (plus cum laude, btw :"p). Kira-kira setelah tiga sampai empat bulan menikmati jadi pengangguran atau lebih tepatnya job-seeker, gue dapet rezeki untuk kerja di sebuah digital marketing agency di daerah Pejaten, GrowMint Digital Agency. Alhamdulillah, gue betah. Bahkan, mendapat kerja disana membuat gue berpikir kalo Allah really has set everything out!

Awalnya, gue dapat informasi tentang lowongan kerja dari Grup FB Komunikasi 2010 yang dipost sama Thessa, kawan seangkatan gue. Terus ternyata, gue dihubungi untuk interview! Datanglah gue kantornya dan ketemu sama Mas Pandu, yang sekarang menjadi atasan alias Papi gue di kantor. Haha.

Jujur aja, gue bahkan nggak nyangka akan bekerja seperti sekarang ini. Posisi yang gue apply dengan yang gue kerjakan sekarang bisa dibilang sangat berbeda. Hihi. Pas interview, entah gimana caranya, gue bilang kalau gue ada pernah buat website untuk jualan gue. Dan ketika dicari dengan keyword "garskin lenovo" sama Mas Pandu, hasilnya langsung muncul di page pertama Google! Terus Mas Pandu menawarkan gue posisi yang akan ditinggalkan saat itu, SEO (Search Engine Optimization) Specialist. Mungkin gak semua orang familiar dengan istilah itu (semua orang yang nanya kerjaan gue, gak ada yang tau. Haha). In short, kerja seorang SEO itu adalah membuat website-nya ada di halaman pertama Google atau search engine lainnya saat dicari sama orang.

Alhamdulillah, gue enjoy ngerjainnya. Berada di tim Mas Pandu bener-bener membuat gue belajar banyak hal baru, dan yang pasti dapat teman baru. Pokoknya, gue bersyukur banget ditempatin di tempat kerja gue sekarang. Semoga aja semuanya bisa lancar-lancar aja. Apalagi hari Kamis besok gue mau ujian untuk probation! I hope everything will be fine.. AMIN!


Well, kesemua perubahan yang terjadi dalam diri gue, hidup gue, dan kerjaan atau karir gue, jelas membawa perubahan besar bagi gue. Walaupun kadang gue merasa berat, gue yakin Allah pasti menyimpan sesuatu dibalik semua ini. Gue berharap gue udah melewati saat dimana gue berada dalam titik terendah dalam hidup gue. Karena sekarang gue mulai merasa pelan-pelan semuanya berubah, menjadi lebih ringan, tentunya. Atau mungkin, semua terasa ringan karena gue yang berusaha untuk cuek dengan semuanya? Entahlah...

Yang pasti, right now, I'm just living my life, let it flow wherever it takes me. Wherever He takes me. I know He'll guide me to something better in my life. Something that I need, not what I want.

Amin!